Monday 9 April 2012

Ngebut Benjut

Ngebut Benjut








Pagi ini saya adalah hari yang sempurna untuk menikmati kemacetan Jakarta, Senin pukul lima tiga puluh menit pagi, saya berangkat dari rumah saya di Cibubur ke Jakarta Selatan. Hari ini pula adalah hari yang sangat sempurna untuk mengetahui tingkat kesabaran saya.











Saya sering tersenyum kecut ketika melihat tulisan “ngebut benjut” astaga apakah yang lewat jalan itu adalah orang-orang yang tidak bermoral, tidak punya etika sehingga warga menulis itu?











Jarak tempuh dari rumah ke kantor sekitar 18 km ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit, jadi kecepatan rata-rata saya adalah 12 k/ jam. Karena hari ini adalah hari yang sangat sempurna untuk bermacet-macet ria, saya membawa bekal hot coklat dan roti bakar keju buatan saya.











Saya membaca status FB teman-teman saya, mayoritas mengumpat kemacetan jalan, mengumpat angkot dan premotor. Saya senyum sendiri dengan status-status tersebut.











Kecelakaan Sepeda Motor Penyebab Kematian No 3 di Indonesia (sumber: Septian Pamungkas – Okezone). Hasil data menyebutkan, bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami kenaikan sebesar 48,19 persen dibanding 2010. Pada tahun lalu, angka kecelakaan mudik Lebaran mencapai 2.382 peristiwa, sedangkan pada tahun ini mencapai 3.530 atau naik sejumlah 1.148 kecelakaan. Jumlah korban meninggal sendiri justru diketahui mengalami penurunan sebanyak 45 orang.











Meski demikian, jumlah korban meninggal sendiri justru diketahui mengalami penurunan sebanyak 45 orang atau 7,12 persen, pada tahun 2010 sebanyak 632 korban sedangkan tahun 2011 sebanyak 587 korban. Sementara itu, korban luka berat juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 285 korban atau 40,42 persen. Untuk tahun 2010 sebanyak 705 korban dan 2011 sebanyak 990 korban. Sedangkan, korban yang mengalami luka ringan naik 869 korban atau 56,21 persen. Untuk tahun 2010, korban luka ringan sebanyak 1.546, sementara 2011 sebanyak 2.415.











Namun sumber yang lain mengatakan bahwa jumlah korban tewas 700 jiwa lebih dan korban luka-luka mencapai 1.000 jiwa, namun pemerintah mengklaim secara keseluruhan pelaksanaan mudik lebaran 1432 H, tahun 2011 berjalan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Jikapun ada permasalahan, masih bisa dievaluasi agar lebih baik di musim mudik tahun mendatang.











Jadi pada tahun 2011 dalam kurun waktu 2 minggu (mudik lebaran) ada korban meninggal sebanyak 700 jiwa. Saya langsung menghitung jumlah penduduk di komplek perumahan saya, ada sekitar 400 jiwa, nyaris 2 kali lipat dari penghuni komplek saya, atau membandingkan dengan korban bom Bali 1 sebanyak 200 jiwa, berarti nyaris 3.5 kali lipat dari korban bom Bali.











Biomekanika trauma adalah ilmu yang mempelajari kejadian cedera pada suatu jenis kekerasan atau kecelakaan tertentu. Misalnya orang jatuh dari sepeda motor akan menimbulkan cedera yang berbeda dibandingkan dengan orang yang ditabrak mobil.











Biomekanika trauma penting dipelajari karena akan membantu dalam hal yang ditimbulkan trauma. Waspada terhadap jenis perlukaan yang diakibatkan trauma. Sedangkan jenis perlukaan bisa dibagi menjadi perlukaan yang tampak misalnya luka dibagian luar, dan perlukaan yang tidak tampak / tidak bisa dilihat secara langsung misalnya perlukaan organ bagian dalam.







Organ dalam tubuh dapat dibagi menjadi:



■Organ tidak berongga (padat , solid) misalnya: hepar, limpa, paru, otak.

■Organ berongga, misalnya usus.





Perlukaan organ dalam terjadi melalui mekanisme cedera:



1.Cedera langsung. Misalnya kepala dipukul martil. Kulit kepala bisa robek dan menimbulkan perdarahan luar, tulang kepala dapat retak atau patah, atau dapat menimbulkan perdarahan di otak.

2.Cedera akibat gaya perlambatan (deselerasi). Misalnya seorang pengendara sepeda motor menabrak pohon. Setelah badan berhenti di pohon, maka organ dalam akan tetap bergerak maju dalam rongga masing-masing. Jantung akan terlepas dari ikatannya (aorta) sehingga terjadi ruptur aorta. Usus akan robek terlepas dari mesenterium

3.Cedera akibat dari gaya percepatan (akselerasi) Misalnya pengendara mobil ditabrak dari belakang. Tabrakan dari belakang bisa terjadi pada kendaraan yang sedang berhenti atau kendaraan yang kecepatannya lebih lambat. Cedera yang sering terjadi biasanya karena adanya daya pecut (whiplash injuri) dan cedera yang harus diwaspadai adalah cedera dibawah tulang leher, apalagi jika kendaraan tersebut tidak memakai headrest.

4.Cedera kompresi (efek kantong kertas). Ibarat sebuah kantong kertas yang ditiup, kemudian ditutup kemudian dipukul hingga meledak. Hal ini juga bisa terjadi pada organ berongga yang dapat pecah akibat tekanan.





Berdasarkan info dia atas ketika seseorang mengalami kecelakan dengan mengendarai kendaraan dengan kecepatan 60 km/jam, orang tersebut akan mengalami cidera langsung, cidera akibat perlambatan (oragan tubuh bertabrakan) dan cidera kompresi. Kira-kira apa yang terjadi dengan orang tersebut?











Mulai horror nih, mari kita bahas dengan contoh seseorang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 60 km/jam. Jika orang tersebut mengalami kecelakaan maka dia akan mengalami cidera langsung, anggap saja patah tulang kanannya, serta kaki kiri, kira-kira berapa lama penyembuhannya? Oke jika cideranya di kepala, kebetulan sang korban tidak mengguanakn helm standard SNI, atau cara menggunaknnya alah tidak diikat ke dagu (chain strip), akan mengalami minimal gagar otak ringan. Mungkin kehilangan memori sesaat atau linglung. Itu resiko minimal ya.











Cidera selanjutnya adalah cidera akibat perlambatan, korban ini menabrak pohon, organ dalam tiba-tiba dipaksa berhenti mendadak, akibatnya saling bertabrakan, jantung dan usus bisa lepas dari ikatannya bahwan bisa tabrakan. Bagaimana rasa sakitnya? Pasti lebih sakit dari sakit hati sepertinya.











Cidera yang tidak kalah seremnya dalah cidera kompresi, misalnya paru-paru dan lambung yang berongga, kemudian mengalami tabrakan (ditekan) kira kira apa yang akan terjadi? Seperti kantong kertas yang ditekan, pecah.











Mari kita sama-sama peduli terhadap jiwa kita sendiri dan orang lain, korban yang meninggal itu adalah Ayah/Ibu seseorang, Kakak/Adik seseorang, Suami/Istri seseorang, Pacar/Simpenan seseorang atau mungkin seseorang itu adalah diri kita sendiri, apakah tegai gara-gara kita yang ngebut tanpa terkontrol bisa merampas masa depan seseorang.











Jadi jika peduli dengan jiwa kita sendiri, saya pikir tidak perlu ada tulisan “ngebut benjut”, masak sih kita gak tersinggung dengan tulisan itu?















Tulisan ini saya persembahan untuk teman-teman saya di P24 dan ST J



.

No comments:

Post a Comment