MEAN ESCAPE

“The objective of design for escape is to ensure that life safety performance requirements can be met”

Dalam bahasaku mean escape adalah sebuah disain untuk keluar dari permasalahan dengan baik dan benar.

Apa itu masalah? Masalah adalah perbedaan antara Expectation (keinginan / harapan) dengan realita (kenyataan). Jadi bagaimana caranya menyamakan Expation dan reality? Aku membuat suatu rangcangan keluar dari permasalahan yaitu mean escape (pintu keluar)

Perlu diketahu juga bila  effort sesuai dengan Expectation maka hasilnya Reality sama dengan expectation (tidak masalah). Namun jika effort tidak sesuai dengan expectation maka hasilnya adalah reality tidak sama dengan expectation atau disebut masalah.

Contoh soal 1:

Aku berharap nilai ujian Epidemiolagi adalah 9. Ternyata realitanya adalah 7. Maka aku mendapat masalah karena expectation tidak sama dengan realita, lantas bagaimana caranya agar Expectation = Reality? Ada 2 cara:

1. Turunkan expectation menjadi 7
2. Naikan reality menjadi 9, bagaimana caranya? Lakukanlah effort agar expectation = reality.

Ribet ya mikirnya…. Yah jangan dipikir……. Cukup dipahami dan dimengerti. Contoh soalnya terlalu gampang ya? bagaimana jika masalah itu berhubungan dengan hati??

Contoh soal 2:

Aku mencintainya dan Aku berharap dia hanya mencintaiku, kenyataanya aku mencitainya dan  dia mencintaiku namun ada orang lain. Jadi expectation gue tidak sesuai dengan reality.. ini yang dinamakan masalah.. bagaimana mean escape nya?

Expectation gue ubah menjadi:

1. Dia boleh mencintai orang lain.
2. Jangan berharap cintanya
3. Jangan mencintainya.

Kita masukan expectation…

v  Expectation pertama menjadi Aku berharap dia hanya mencintaiku dan boleh mencintai orang lain = realitynya menjadi dia mencintaiku dan ada orang lain. Hasilnya tidak ada masalah.

v  Expectation kedua menjadi aku berharap dia tidak mencintaiku = realitanya aku mencintainya dan dia mencintaiku serta orang lain. Masih ada masalah.

v  Expectation ketiga jangan mencintainya realitynya aku mencintainya dan dia mencintaiku dan ada orang lain. Masih ada masalah juga disini

Balik lagi.. reality itu berbanding lurus dengan effort. Apakah effort ku sudah sesuai denagn expectation ku?

v  Expectation pertama menjadi Aku berharap dia hanya mencintaiku dan boleh mencintai orang lain = realitynya menjadi dia mencintaiku dan ada orang lain. Hasilnya tidak ada masalah.  Karena ini tidak masalah.. jadi tidak perlu effort. Case closed.

v  Expectation kedua menjadi aku berharap dia tidak mencintaiku = realitanya aku mencintainya dan dia mencintaiku serta orang lain. Masih ada masalah. Effort yang aku laukan adalah tidak berharap balasan cintanya. Walaupun aku mencintainya tapi expectasinya telah aku ubah menjadi tidak berharap cintanya. Walaupun aku mencintainya namun bukan jadi masalah jika dia tidak mencintaiku dan malah mencintai orang lain. Case closed.

v  Expectation ketiga jangan mencintainya realitynya aku mencintainya dan dia mencintaiku dan ada orang lain. Masih ada masalah juga disini, effort yang aku lakukan harus kuat. Jangan mencintainya. Walapun kenyataannya dia mencintaiku dan orang lain, namun letak masalah bukan pada diriku lagi. Masalah telah aku pindahkan. Kalau masih ada pertanyaan siapa yang bisa mengatur perasaan. Jawabannya adalah.. tergantung dari usaha/ effort tadi, bagaimana caranya tidak mencintainya? Banyak hal yang bisa dilakukan untuk tidak mencintainya. Ingat realita itu sebanding lurus dengan effort. Case closed.

.. kalo anda berada dalam masalah di atas mana yang akan anda pilih sebagai mean escape? Sebagai the ultimate choice?

Hidup adalah sebuh pilihan… semua pilihan itu ada konsekuensinya.