Sehabis kuliah metlit aku buru-buru pulang, karena sudah janji ketemu teman di senayan city dengan seorang teman. Dalam benakku semoga kemacetan depok siang ini tidak membuat aku terlambat datang ketemu mas Hadi. Aku meng8iat kejadian semalam, temanku Melly curhat tentang keluarganya yang akan bercerai.
“sof… gue akan bercerai minggu depan…” katanya
“hm.. kenapa Mel? Kataku terkejut dan iba padanya… aku diam…
“gue gak kuat hidup dengannya lagi..”
“lantas bagaimana dengan putri?
“gue akan membawa putri … gue gak bisa lagi kayak gini.. gue gak kuat..” katanya hamper menangis..
Aku memeluk Melly untuk menguatkan dia, aku dulu yang menjadi saksi pernikahan mereka dan sekarang akupula yang akan menjadi saksi perceraian mereka..
“apakah kesalahan mas hadi begitu fatal, apakah gak bisa dipertahankan?” kataku
“mas hadi seallu pulang larut, pagi udah berangkat lagi, jum’at – minggu handphonennya tidak bisa dihubungi dan tidak pulang, kalo gue Tanya dia malah marah-marah, kejadiannya ini berlangsung nyaris 2 tahun setelah pernikahan kami..”
“bukannya kalian saling mencintai?”
“cinta saja tidak cukup untuk membangun sebuah keluarga… gue berdo’a semoga lu dapet suami yang bener-bener baik dan sayang sama lu… jangan kaya gue….”
“apakah gak bisa dibicarakan?.. gue belum nikah.. mungkin gue sok tau… gue masih ingat waktu kalian nikah.. gue yang jadi saksi.. dan gue ngeliat betapa bahagianya kalian waktu masih pacaran.. dan waktu itu… gue ngiri banget sama kalian….tolonglah.. kasian putri… lagiankan lu lagi hamil muda… gue juga gak mau liat kalian pisah…”
“sofie… kalo lu disakiti…. Cinta itu akan pudar.. apakah lu tetap akan mencitai seseorang yang telah berkali-kali menyakit lu? Katanya lagi..
Aku mengembuskan napas panjang… menahan pedih… bagaimapun Melly dan Hadi adalah dua sahabat baikku.
Tiba-tiba aku melihat mobil CRV berwarna hitam yang berhenti di pinggir jalan… aku memperhatikan nomor plat mobil itu B 77XX KD. Yah.. itu adalah mobil mas hadi. Aku hapal betul mobil itu. Aku yang merekomendasikan untuk membeli mobil itu. Aku lihat disebelah kirinya duduk seorang wanita, pasti bukan Melly, karena penasaran, aku putar balik untuk memastikan kalau pengelihatanku tdak salah. Mas hadi dan wanita itu keluar, untuk membeli minuman dan rokok disebuah warung. Mereka bercanda, terlihat bahagia.
Aku mengumpat dalam hati… sialan mas hadi.. istrinya lagi hamil.. ngurus putri di rumah.. dia malah selingkuh.
Aku melanjutkan jalan ke senayan city, aku janjian disalah satu cafĂ© pukul 03:00, berate aku masih punya waktu 45 menit lagi, masih cukup. Aku menelpin mas hadi..berulang-ulang… telpon gak diangkat juga… kemudian aku sms “ mas.. gue udah deket sency.. lu dimana” sms ku tidak dibalas.. aku mencoba menelpon lagi … berkali-kali..
“assalu alaikum.. “
“walaikum salam.. udah diamana mas.. lama bener angkat telponnya?”
“aku udah dijalan sorry tadi gue balik ke kantor… ada kerjaan sedikit.. sorry sof.. mungkin aku agak terlambat.. gak papa ya..”
Aku tertawa dalam hati.. masih dikantor? Bukannya lu lagi sama cewe?
“gak papa koq… nyatai aja.. tapi koq ada suara cewe ya hayoooooo sama siapa?
“ah… masak sih? Gue sendirain koq… suara radio kali..”
“ya udah.. buruan ya..”
Hmmm mas hadi pintar sekali berbohong, aku padahal melihat dia bersama cewe lain.
Pukul 03: 30 mas hadi datang…. Setelah memesan makanan, aku membiarkan dia membuka percakapan.
“Bagaimana sof.. lu udah bujuk melly untuk gak mengajikan perceraian?” katanya
“semalam aku ketemu dia.. dia terlihat berantakan ya…” kataku
“gue mohon… dia dengerin lu.. dia percaya banget ma lu… tolong bujik dia biar gak cerai… gue gak bisa hidup tanpa melly dan putri” katanya memelas.
aku hanya tersenyum dingin… dingin sekali…
“apakah lu bener-bener mencitai melly” kataku
“ pastilah sof… kalo gak.. gak mungkin gue menikahi dia”
“bukti apa kalo lu cinta ma dia? lanjutku
“gue menjadi suami yang baik dan bertanggungjawab… gue memenuhi semua kebutuhan keluarga” katanya
“aduh… gemana ya… agak susah merubah keinginan melly’ lanjutku
Hadi memegang tanganku erat…
“sof.. please… save my life… lu satu-satunya temen gue yang paling gue anggap sebagai keluarga.. tolonglah sof… gue gak bisa hidup tanpa melly.. gue bener-bener mencintainya” katanya
Mungkin kalau saja aku tidak mempergoki hadi bersama wanita lain tadi, aku akan luluh dengan rayuannya. Tapi sayang….. aku menarik tanganku dari genggaman hadi…
“Mas Hadi…. Dengarkan ucapakan gue baik-baik.. gue gak akan mengulanginya lagi…” kataku tegas
“jika seorang suami selalu pulang larut malam, week end tidak pernah pulang ke rumah, telponnya tidak aktif, dan selalu bertengkar dan memarahi istrinya yang sedang hamil, bahkan ketika istrinya control ke dokter kandungan sendirian tanpa didampingi suaminya yang entah dimana karena tidak bisa dihubungi, serta suaminya memiliki WIL, apakah lu percaya ketika suaminya bilang sangat mencintai istrinya dan tidak dapat hidup tanpanya? Kalau gue tentu saja tidak percaya… “ kataku dingin dan tegas..
Apakah kamu percaya ucapan seorang istri yang mengatakan sangat mencitai suaminya namun setiap pagi menyiapkan sarapan dengan muka masam, marah-marah dan kadang membanting piring?Apakah kamu juga percaya dengan ucapan seorang suami yang mengatakan sangat mencintai istrinya namun setiap hari pulang larut dan marah-marah dengan istrinya, serta kasar?
Jika kamu mencitai seseorang tunjukan dan buktikanlah agar orang yang kamu cintai percaya.
Hidup adalah pilihan…
Apakah pilihanmu pecinta sejati atau pecundang cinta?
Dedicated to my love, Do you believe me that I love you hun?
No comments:
Post a Comment