Malam ini gue nonton acara tivi “apakabar Indoneisa malam” yang siarkan oleh TV ONE host by Tina, tema yang dibicarakan adalah mengenai “tari pendet” yang dimasukan sebagai promosi pariwisata Malaysia.
Tamu penting adalah Mentri pariwisata Jero wacik dan via telpon dari Makaysia adalah Noorman abdul halim Pemilik produksi kru di Malaysia.
Dalam dialog ini Bapak Mentri dan Rakyat Indoneisa sangat tersinggung dengan ulah dari negri jiran tersebut. Wayan Rindi adalah pencipta tari pendet yang diubah dari tari sacral keagamaan di puri dan diubah dari beberapa sisi seperti pakaian dan aksesoris namun tidak merubah inti tarian, tarian ini sebagai tarian selamat datang dan mulai ditampilkan pada tahun1950, Wayan Rindi mewariskan tarian tersebut ke anak cucunya dan salah satu anak beliau ketut sutapa.
Bapak mentri mengucapkan Terimakasih pada masyarakat yang protes, dan pers, karena sangat peduli dan bela terhadap kebudayaannya. Pak mentri telah mengirim surat nota protes ke mentri kebudayaan Malaysia. Dari kejadian-kejadian pencurian kebudayaan ini maka bapak mentri mengumumkan bagi 1000 pendaftar pertama ke HAKI tidak dikenakan biaya.
gue juga salut dengan pak Noorman, memohon maaf kepada seluruh rakyat indonesia, gue berharap masalah mengenai Malaysia yang mengusik negeri tercinta gue ini gak terjadi lagi.
Kenapa gue begitu marah mendengar berita ini? Rasanya semua ucapan makian dan nama-nama hewan penghuni kebun binatang pantas gue ucapkan untuk negri jiran itu. Tapi no way…. Gue well educated people… ucapan cacian… gak pantas buat gue… kalo sampe ada yang tau gue maki-maki.. lawong gue selama ini ngajari yang baik-baik koq… ah malu banget… what a shame baby…
Wah.. kenapa gue takut kehilangan? Marah?...
karena gue belum memiliki seutuhnya…. Seandainya ada surat atau akte yang mengatakan bahwa tarian tersebut memang milik bangsa Indonesia dan di patenkan di HAKI, mungkin gue gak akan sekuatir ini.
Begitupun dengan seorang pria yang lebih memikirkan selingkuhannya dari pada istrinya, karena dia belum merasa memiliki seutuhnya. Karena dia belum memiliki seutuhnya itulah dia takut kehilangan, bandingkan dengan istrinya yang sah… karena dia merasa bahwa istrinya adalah miliknya, haknya yang dibuktikan dengan surat nikah, maka dia tidak akan merasa kehilangan.
Gue yakin seandainya pria itu menikah dengan selingkuhannya, dia gak akan sekuatir itu takut kehilangan.
Begitupun dengan semua yang kita miliki, kita lupa dengan semua yang kita punya, kita hanya memikirkan sesuatu yang belum menjadi milik kita seutuhnya, terobsesi dan takut kehilangan dengan sesuatu yang belum kita miliki.
Mengapa kita hanya melihat keluar? Apakah kita harus disadarkan dengan kehilangan milik kita sehingga baru kita memikirkannya dan mengetahui bahwa kita memilki?
Apakah pria itu harus disadarkan bahwa dia telah memilki sesuatu yang istimewa dengan cara tuhan mengambil istri dan anak-anaknya?
Apakah gue harus disadarkan secara extreme dengan mengambil kedua orang tua gue, sehingga gue baru sadar bahwa gue memiliki mereka? Mencintai mereka?
Atau apakah lu temen-temen gue semua baru disadarkan kalo memiliki teman yang cantik, baik hati, tidak sombong, pintar, jujur, berbudi luhur, suka menolong dan suka menabung kaya gue ini Setelah gue pindah ke Amrik???…. Enggak kan… (narsis banget sih lu sofie….. wkwkwkwk..)
Atau… apakah lu kalian semua kekasih-kekasih gue,, cowo-cowo gue… baru disadarkan kalo punya cewe super cantik dan sexy kaya gue.. setelah gue putusin???? Enggak mau juga kan… (wkwkwkwk… kalo ini narsis lu makin parah sof….)
Jadi… sebelum semuanya terlambat… cintailah semua milik kita, jagalah… karena kita akan tahu jika memiliki ketika kita kehilangam.
Apapun milik mu, pastikan itu adalah the ultimate…
Dedicated for my lovely parent & Family.... YOU ARE ROCK...
..
Tuesday, 25 August 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment