Thursday, 20 August 2009

KAMULAH EGO ku

Setelah sekian lama kami gak saling kontak, tiba-tiba HP ku bunyi dan itu dari dia. Kami mulai jarang saling kontak sejak tahun 2005. Malam itu pertengahan tahun 2006. Dia mengatakan akan menikah bulan Juli 2007, dan aku bisa menebak dengan siapa dia akan menikah. ”Selamat semoga kamu bahagia” kataku.



Juni 2007, dia menelponku hampir sekitar dua jam, yang kami obrolkan adalah teman-teman lama kami, kejadian-kejadian lucu yang kami lakukan bersama, tiba-tiba aku sadar bukannya dia akan menikah bulan depan di Makasar? Dan dia masih berada di Tembagapura. Awal tahun 2005 aku pindah ke Jakarta dan dia pindah ke Tembagapura.

”Bulan depankan lo nikah? Koq lo cuek banget, gak ngurusin persiapan pernikahan?”

”Adik gue semua yang ngurus pernikahan gue” katanya datar.

”Tapikan lo yang nikah, bukan adik lo.. koq malah adik lo yang sibuk?

Dan dia tidak menjawab kenapa. Oh my God..... Jangan-jangan dia menikah karena pelarian, atau balas jasa karena tuntutan cewenya yang begitu baik padanya.

”Hun... kenapa kamu selalu menolakku? Apa kekuranganku? Apa salahku?” Katanya padaku. Ini adalah pertanyaan yang selalu ditanyakannya sejak tahun 2002.

”Kamu gak pernah salah... kamu baik.. kamu cakep.. masa depan kamu bagus... gak ada yang kurang dari kamu... aku yakin pasti banyak cewe yang suka sama kamu.... mintalah pada Tuhan agar aku bisa mencintaimu” kataku, apapun kata-kata cintanya.. gak pernah meruntuhkan angkuhnya egoku, gak pernah sedikitpun....

Esok malamnya dia menelponku lagi......

”Would you merry me, Honey please...?” katanya lirih dan putus asa…

“Bukannya kamu bulan depan nikah?”

“aku cuma ingin tau.. apakah kamu mau menikah denganku sekarang?”

Aku terdiam, bingung.. entahlah.. tiba-tiba aku mengatakan:

“aku mau, tapi udah terlambatkan…. Bukannya bulan depan kamu menikah?” aku bersedia menikah denganmu bukan karena aku mencintaimu tapi melihat betapa besar cintamu padaku atau hanya menghiburmu? atau karena aku kasian padamu??? kataku dalam hati.

“Sungguh? Aku selalu berharap sedetik saja kamu mau mencintaiku, melihatku, aku selalu berdo’a kamulah yang menjadi istriku, setiap malam hanya kamu yang mengisi mimpiku dan sampai sekarangpun hanya kamu, akhirnya aku mendengar kamu mau menerimaku walaupun sudah terlambat… terimakasih Tuhan”

Aku terdiam, “… I’ll get meeting tomorrow, I have to sleep” sebenarnya ini adalah alasanku saja untuk mengakhiri pembicaraan ini.

Tiba-tiba kenangan lama terkuak membali.

Dia mengatakan cinta padaku di tahun 2002, saat itu aku punya pacar. Dan aku sudah beberapa kali pacaran putus, pacaran lagi.. putus lagi... hingga tahun 2007, dan dia tidak pernah bosan menungguku untuk mencintainya.

”lo tuh tiap hari ngomong cinta.. cinta... cintaaaa.. mulu... pusing gue dengernya.. gakda kerjaan laen apa selain cinta? Gak ada kerjaan lain apa selain mikrin gue?” kataku ketus. Dia hanya terdiam seperti biasanya.

Mungkin dia menyerah menungguku. Tahun 2007 dia memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang mencintainya, seorang dokter.

Dimataku dia adalah seorang sahabat, tidak pernah lebih, kami sering bersama sejak sama-sama kerja di field onshore ketika sama-sama baru lulus kuliah, bahkan kami mempunyai makanan favorit, dia memesan minuman dengan ramuan special untukku, dan dia kasi nama softcal (inisial nama kami tentunya, sejak itu gue gak pernah minum itu lagi… walo gue tau campurannya)

”aku gak akan ganti nomor telponku walaupun aku pindah kota, karena aku takut kehilangan kontak dengan mu, aku tau.. kamukan suka gonta-ganti nomor... aku akan tetap disini... mungkin kamu memerlukanku” katanya pada suatu sore di tahun 2005. Aku hanya tersenyum dan gak pernah terpikir dia mengatakan hal itu dengan serius.

”Hun.. kenapa sih... kamu sedetik saja gak bisa mencintaiku? Sedetik saja kamu melihatku?” kata-kata ini selalu dia tanyakan padaku. Setelah melihat betapa besar cintanya padaku.. mampu menunggu sekian tahun, mampu mendengar omelanku, mampu menuruti semua inginku, aku menyesal menyia-nyiakan dia, ingat betapa aku semena-mena padanya, ingat waktu aku marah dan gak pernah peduli dengan perasaannya, aku gak pernah tahu apa masalahnya dan aku gak pernah mau tau.

Dia selalu ada 24 jam untukku. Jika aku perlu sesuatu, aku cukup sms dan sedetik kemudian dia akan menelponku. S e l a l u.

”kenapa kamu begitu mencintaiku? Lihatlah... aku sedikitpun gak pernah cinta sama kamu, aku gak pernah peduli sama kamu, aku gak pernah peduli apapun pengorbanan kamu, kamu tahu itukan... betapa sering aku menyakitimu dan aku gak pernah peduli... walaupun kamu bersedia mati untukku.. gak akan pernah merubah perasaanku.. mengertilah.. cinta gak bisa dipaksakan...” kataku hampir menangis.. mengharap pengertiannya.
”mungkin kamu gak pernah tau betapa aku sangat mencintaimu melebihin apapun dan aku gak peduli apa yang kamu lakukan padaku, dan aku tetap mencintaimu dan gak akan pernah berubah”
”kamu tuh keras kepala banget sih... kamukan kenal aku... kalo sekali aku bilang enggak.. selama akan enggak......”
”kamukan juga kenal aku... aku gak akan pernah menyerah dengan apa yang ku inginkan... aku ingin melihatmu menangis karena mencintaiku”

.................aku gak ngerti, kenapa dia begitu mencintaiku, padahal aku gak pernah peduli padanya, aku sering menyakiti perasaannya, namun dia selalu membalas dengan penuh cinta... penuh sayang... ato itu sebenarnya hanya sebuah ego??? mungkin otaknya konslet seperti otakku.............




(mungkin kami adalah dua mahluk yang sama-sama keras kepala dan sama-sama mempertahankan ego kami, mungkin cupid stupid si dewi cinta menangis melihat pertengkaran kami yang saling mempertahankan ego)

Setelah kejadiann itu, aku gak pernah kontak ke dia lagi, bahkan aku sudah lupa dengan kejadian itu.

Agustus 2008, aku kirim e-mail ke dia, seperti biasa, kalo ada perlu aku baru mau kontak dia, betapa menyentuh jawaban e-mailnya, dia tetap memanggilku dengan panggilan sayang, tetap telaten mengajariku, tetap seperti dulu perhatiannya, padahal dia telah menikah dan baru memiliki seorang putra.

Betapa aku begitu bodoh, tolol dan idiot menyia-nyiakan pria seperti dia? Mengapa sedikitpun aku gak pernah melihat dia? Apakah ada orang yang bisa mencintaiku seperti dia?

(atau dia sengaja melakukan itu supaya aku menyesal telah menyia-nyiakan dia? Angkuhku masih saja bertengker merajai semua napsuku untuk mengabaikannya, ah.. forget him.... bukannya aku adalah sang pengusa perasan yang dengan gampang merasuki perasaan orang lain? Yang dengan gampang mengabaikan orang lain... dia pikir aku akan menagis meraung-raung meratapi nasib yang ditinggalkannya? Gak bakal... kamu gak akan pernah bisa merobohkan beton angkuhku.... bahkan air mataku terlalu mahal untuk kuteteskan karenamu)

Aku semakin menyesal dan mengutuk diriku. Hari ini 4 sepetember 2008 namanya ada di FS temanku, aku mendapatkan blogger nya. Aku gak pernah tau kalo dia suka menulis (gue gak tau apapun tentang dia... gue gak pernah tau ato gak mau tau mungkin...) Betapa terkejutnya aku... begitu banyak cerita cinta tentangku. Aku membaca tulisan-tulisannya.


JaNgan Kau JauH

(mendekatlah, masuk dalam pelukanku. Buang gundahmu, akan kuhapus luka dan laramu juga akan kuhapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku)*


Masih juga kau berdiri ragu, menatapku tidak percaya. Bukti seperti apa yang kau inginkan? Apakah tidak cukup dengan tatapan hangat mata lembut? Lihat dengan jernih, mata bisa berbicara banyak melampui ribuan kata dari bibirmu yang setengah katup, seperti rekahan bunga pada hari pertama.

(mendekatlah, buang kenangan yang memasung hari-harimu. Akan kubuatkan sebuah cerita yang pantas untuk kita kenang, yang bila kau mengenang air mata bahagiamu tak akan mampu kau bendung)

Masih juga kau berdiri kaku. Memang mempunyai kenangan pada seseorang yang kita cintai atau pernah kita cintai, terkadang lebih menyakitkan daripada tidak mempunyai kenangan sama sekali.

(mendekatlah, akan kuhapus kenangan itu, setiap incinya, sampai benar-benar kau lupa kau pernah memilikinya. Mendekatlah hangat yang kutawarkan adalah kehangatan hati. Tak berubah meski musim adalah salju)

June 25, 2006





”SeKali Ini saJa”

Telah kau tutup pintu.
Jendela dan kisinya.
Bahkan tirai. Hatimu.
Lalu apa arti maaf?
Hatimu Batu? Tidak lunak oleh kata?

(setiap orang pernah membuat kesalahan, termasuk juga kau. Untukmu maaf telah kuberikan jauh sebelum kau menyadari salahmu, tapi mengapa untukku kau begitu angkuh? Kau tulikan telinga dan kau butakan matamu. Mengapa? )

Sekali ini saja. Biarkan aku kembali merasai lunak sentuhan jarimu. Sekali ini saja dan tak akan lagi, asin air mata di pipimu. Karenaku.

July 02, 2006

Aku membaca komentar dibawahnya.

Ededee… !!! Sapa lagi wanita yang khilaf itu..? Ehh. nda usah di paksa-pasa itu cewe… hehehe…!

Posted by: Denny (nama samaran)
July 3, 2006 08:08 AM

Sesuatu yang datang dari masa lalu

Apakah nasib pantas untuk kita persalahkan? Atau kah kita yang kurang gigih memperjuangkan Cinta? Dan malah mebuatnya tersia-sia. Sebuah kekejaman pada hati yang telah kita sesali bersama.
Waktu telah menjadi pemberi bukti akan kebodohan dan keegoisan kita. Yang sayangnya waktu juga yang memberi kita kesadaran bahwa apa yang pernah kita miliki bersama kini tinggal kenangan.
Seperti apa kau menyimpan kenangan itu? Apakah seperti aku yang meletakkannya dalam sebuah sudut tak terjangkau oleh orang lain? Atau kah kau telah menimbunnya dengan moment-moment lain yang kau telah lewati bersama orang lain?
Kesadaran yang datang terlambat pada kita untuk mengerti bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang sangat pantas untuk kita perjuangkan pada akhirnya hanya melahirkan kekecewaan yang berlipat-lipat. Yang penyesalannya tidak bisa kita tebus dengan air mata.
Dan yang paling menyedihkan di antara semuanya adalah sebuah sore yang basah dimana kau menikamku dengan kata-kata dan sebuah pengakuan. Dan lebih menyakitkan lagi adalah pengakuan yang datang setelahnya bahwa semua kata-kata dan kisahmu sore itu hanyalah alat uji pada cinta yang kau ragukan. Kau membuatku berdarah dua kali dalam kasus yang sama.
Cinta tidak membutuhkan bukti dalam bentuk deklamasi, cinta tidak memerlukan pegangan dalam bentuk janji-janji. Tapi waktu itu kita sama-sama belum paham, sama-sama tidak mengerti pada apa yang kita miliki
.
Epilog
Semua ada akhirnya. Begitu juga dengan cerita ini. Barangkali kisah mereka belum lah berakhir. Barangkali apa yang telah mereka alami hanyalah sekumpulan mozaik yang belum lengkap. Yang kita tidak tahu apakah mozaik tersebut di masa akan datang akan mereka lengkapi dengan sebuah cerita lain.
Kabut makin menebal, dan jam telah bergeser meninggalkan tengah malam. Yang punya cerita telah menyelesaikan gelas kedua kopi hitamnya dan bersiap meningglakan kantor menuju lokasi kerja dimana orang-orang yang datang dari jauh berjuang melawan kantuk, dingin dan debu demi sebuah harapan.
Dan dengan cara itulah cerita ini saya akhiri. Jangan pernah padamkan harapanmu, jangan pernah berhenti bercita-cita. Masa lalu bisa jadi hanyalah sekumpulan mozaik pemberi corak dalam hidup. Dan corak lain yang lebih berwarna-warni menunggu untuk kita ciptakan.
13 December 2007




PerCaKapan SeNjA

“perpisahan adalah sebuah jalan, sebab inilah hidup kita” (aku mematung dan hilang kata sebab tak pernah inginkan perpisahan juga tak bisa melarang kau pergi)
Lalu kesunyian merentang jarak, kau-aku. Begitu nyata seperti bergaris dalam samaran cahaya senja. “sebab hati tak bisa ditebak”


(dan gini aku telah kehilangan jejakmu walau telah kutelusuri satu demi satu petunjuk dimana aku akan menemukanmu)



August 10, 2007



Look at Us…

Look at us
After all these year together
Look at us
After all that we’ve been through
Look at you
Still pretty as a picture
Look at me
Still crazy over you..
…….
……..
August 27, 2007

……………………………You are my sun shine……………………..
…………………………You are my evening star……………….

December 2007


Aku terdiam... air mataku mengalir... runtuh semua angkuhnya egoku untuk tidak melihatnya. Entah mengapa.. kali ini aku bisa melihatnya dengan jelas.. jelas sekali… sebening air sungai dipegunungan yang tak terkena polusi. Aku bisa melihat tawa bahagianya… aku bisa melihat harapan-harapannya yang telah kuhancurkan karena egoku…. aku bisa mendengar do’anya… do’a dari seorang lelaki yang hatinya patah… remuk dan berantakan karena angkuhku.



Oh Tuhan.. apa yang telah ku lakukan??? Aku telah menghancurkan hidupnya? Aku menangis..Tuhan aku gak pernah tahu kalau akan seperti ini.... aku gak pernah melihatnya.. sedetikpun.. Tuhan… ini adalah Do’a pertamaku untuknya…. kumohon… kabulkan do’aku.

“Jangan jadikan diriku untuk menghambat dia meraih bahagianya… sadarkanlah dia… bahwa aku bukan M a t a h a r i nya….. aku bukan b i n t a n g kejoranya…. I’m not his red red roses… Kumohon Tuhan.. buatlah dia melupakanku.. jangan jadikan aku bayang-bayang hidupnya… buatlah dia mencintai istrinya jauh lebih hebat daripada cintanya padaku… amin “

”aku cinta banget sama kamu, dan kamu tau itukan… aku gak pernah tega menyakitimu, melihatmu sakit… kamu adalah kelemahan terbesar dalam hidupku” kata-katanya terdengar samar… entah kapan dia mengatakan ini padaku.

”kamu adalah Egoku, I don’t have a heart to love you….I’m so sorry really”



Jakarta, 5 September 2008
SV






,,

No comments:

Post a Comment