Thursday, 20 August 2009

Hidup adalah Pikiran...


Aku berkenalan dengan sorang pria bernama Julian, dia lahir dan besar tinggal di dalam suku ini. Ku perhatikan setiap detil tubuhnya. Menggunakan ikat kepala putih menandakan dia anak badui dalam, memakai baju berwarna hitam, memakai 3 gelang tangan dari akar-akaran berwana hitam dan kecoklatan ditangan kirinya, membawa golok di pinggang kanannya, dan tidak beralas kaki. Kulitnya terbakar matahari, sorot matanya tajam, tubuhnya berotot dan atletis. Ku perhatikan teman-temannya, mereka sangat mirip satu dengan lain, selintas pandanganku berpaling kea rah 
seorang wanita menggunakan kemben hitam dan membawa sesuatu di keplanya. Cantik sekali wanita itu, matanya berbinar terang, rambutnya hitam di ikat. Kulitnya putih bersih, bibirnya merah merekah, hidung mancung. Tubuhnya berisi, sama seperti badui lainnya mereka tidak menggunakan alas kaki.
Tiba-tiba Julian tersenyum padaku, memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Hai… nama kamu siapa?
Julian
Tiggal dirumah yang mana?
Dia menunjuk salah satu rumah, tapi tetap tidak akan kuingat karena semua rumah berbentuk dan warna yang sama.
Usia kamu berapa?
20 tahun.
Muda sekali pria ini, namun terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.
Sudah menikah?
Saya tahun kemarin menikah, istri saya berumur 17 tahun. Di sini pernikahan dilakukan setahun sekali.
(jadi harus antri kalo mau nikah)
Dari percakapan ini, Julian dijodohkan oleh orang tuanya, ketika dia lahir, dia sudah ditentukan siapa jodohnya. Dan Julian menerima begitun istrianya, karena memegang adat. Dia tidak pernah mnyesal dengan perjodohan itu dan mnerimanya dengan baik bahkan bertanggung jawab penuh sebagai kepala rumah tangga.
Apakah kamu dulu pacaran dengan istri kamu?
Dia tertawa lepas… disini tidak ada pacaran. Laki-laki dan perempuan dilarang bertemu, ketika wanita berumur 17 tahun, akan segera dinikahkan.
Apakah kamu pernah mencitai wanita lain? Hahahaha pertanyaan konyol dariku.
Dia tersenyum.. tidak…
Haaaaa apakah dia tidak pernah jatuh cinta ya.. ..
Apakah ada perselingkuhan di sini?
Lagi-lagi dia tertawa lepas… tidak ada perselingkuhan disini, saya menerima adat dan takdir saya untuk menikah dengan isteri saya. Dan dilarang untuk berpoligami.
Hahahaha.. pikiranku langsung tertuju pada semua sosok teman-teman ku yang berselingkuh ataupun berpoligami. (buat treman-temanku yang berselingkuh… dan poligami anda langsung hadir dalam memoriku… dan sekali-sekali temani aku ke badui dalam untuk belajar bersama… jadi.. laen kali gak usah cerita ma gue kalo selingkuh ya….. just joke… )
Saya ingin sekali bertemu dengan istri Julian, wanita yang sangat istimewa. Saying, wanita disini sangat pemalu dan dilarang keluar rumah, mereka keluar hanya untuk menumbuk padi, mandi bukan untuk ngobrol.
Yayayayayaya……
Sepanjang perjalanan pulang…. Julian ada di pikiranku…
Betapa cara hidup kami sangat berbeda.. cara piker kami sangat berbeda…
Bagaimana mungkin dia menikah dengan seseorang yang dijodohkan oleh orangtuanya karena adat. Dan dia bisa menerima semuanya dengan iklas terlebih dia seorang pria pasti memilioki ego yang lebih tinggi. Dia sangat menerima apa yang telah diberi oleh alam, tidak memandang segalanya dari luar, dari materi. Apakah dia tidak pernah tertarik denga acara televise, gadget terbaru, baju mermerek, sepatu jam dan mobil? Apakah dia pernah jatuh cinta? Bagaimana dia bisa melakaukannya? Julian juga cerita dia ke Jakarta mendatangi rumah adiknya pak SBY dengan berjalan kaki 2 hari.
Sudah.. aku gak bisa berpikir bagaimana dia melakukannya, bagaimana dia kuat dengan kehidupannya, bagaimna di menerima. Mungkin pikiranku gak bisa mencapai itu semua.
Sampai di Jakarta.. kehidupan memburuku… bahkan aku tidak pernah tersenyum dengan tetangga sebelah kamarku… kuingat2 lagi.. siapa ya namanya? Robi.. ya dia menulis memo di depoan kamarnya. Mungkin aku gak pernah tau namanya kalu tidak ada tulisan itu. Apakah aku pernah say hello dengan nya?.. aku ingat-ingat… ya ampun 2 tahun aku tinggal di situ… sekalipun aku gak pernah menegurnya. Tetangga kamar kiriku… apalagi… sama sekali aku gak ingat wajahnya.. apalagi namanya..
Tiba-tiba aku berniat untuk kenalan dengan tetanggaku… pulang kerumah.. aku bertemu robi, .. negur gak.. negur gak.. gue lihat wajah robi yang dingin.. tiba2 dari pintu kamarnya keluar seorang wanita, dia menatapku tajam.. gila.. dia menelanjangiku dengan sorot matanya….. sadis banget… ya ya ya..
Tiba-tiba niatanan ku untuk skedar say hellow sirna… ya.. robi.. kapan2 aja gue negur lu… hehehehe..
Dari perjalananku ke baduy… aku belajar banyak… apa yang menyebabkan kita sakit? Semua karena pikiran kita. Semua dari keinginan kita. Jika pikiran kita sederhana, keingan kita sederhana hidup ini akan sangat sederhana. Hidup ini simple.
Suku baduy adalah penghuni surga.. mereka tdak pernah tergantung dengan lingkungan luar. Mereka tidak peduli berapa kali BBM naik. Mereka todak terpengeruh dengan polotik, meraka tidak terpengaruh oleh acara tivi. Mereka tetap akan survive. Membadingkan dengan warga Jakarta yang sedikit saja keinginnya ditolak maka akan menggelar demo. Sedikit saja tersentil maka kekerasan jalannya. Mereka menerima apa adanya, tidak punya mobil, bukan masalah, tidak punya tv bukan masalah, tidak punya duitpun tidak masalah apagi hanya karena ketinggalan hanphonenya tidak akan pernah dalam kehidupan mereka. Mereka tidak terganggu dengan wanita cantik, mobil eropa, jabatan, dsb.
hidup adalah pilihan... your ultimate choice ;D





,,,

3 comments:

  1. Bingung saya kapan loe wawancara sama orang badui sih ?
    jangan-jangan loe ada gebetan orang badui lagi sof hehe just kidding

    ReplyDelete
  2. hehehehe..
    waktu pagi-pagi ngumpul di tungku.. biar gak kedinginan.. nah.. orang-orang baduy lagi ngumpul mo ke kebun..
    mau tau jarahnya ke kebun?
    perjalanan 1 jam buat orang baduy.. kalo buat kita sekitar 2- 3 jam..

    ReplyDelete
  3. cckkckc,,,nice story sof,,,

    ReplyDelete