Monday, 24 August 2009

GAUN PENGANTINKU

Seperti halnya kematian, kehidupan merupakan rahasia Tuhan dan kita tidak pernah mengetahuinya, dengan siapa kita akan menikah dan siapakah anak kita kelak? Pun seperti kehidupan ini semuanya sementara, terlalu pendek untuk ditangisi, terlalu pendek untuk disesali, karena waktunya pendek itulah mengapa kita harus mengisi kehidupan ini dengan sia-sia. Atau mungkin hanya dari sudut pandangku saja yang begitu, mungkin yang menjalaninya tidak merasa demikian.

Aku melihat sebuah pernikahan yang dipertahahankan karena mereka tidak ingin memiliki status janda dan duda, walaupun sebenarnya hanya pertengkaran yang ada. Seorang guy yang memiliki anak dan istri yang sebenarnya dia tersiksa. Aku tidak punya solusi untuk mereka. Seorang gadis yang dikawinkan paksa oleh orangtuanya karena status. Mengapa mereka tutup mata untuk masalah yang membelenggunya, tidak ada kata TIDAK, ataukah kata itu terlalu tabu untuk diucapkan oleh mereka.

Pernikahan bagiku bukanlah hanya sebuah rasa oleh sepasang kekasih, bukan hanya itu, bagiku pernikahan adalah mempersatukan dua keluarga besar yang memiliki karakter berbeda. Kemana tujuan mereka, apakah meraka menuju arah yang sama? Seperti halnya aku, pun tak mampu untuk bekata . Ego ku belum cukup kuat untuk meninggalkan restu keluargaku. Apakah aku milik diriku sendiri?





Orang tuaku telah menentukan hari pernikahan ku, yaitu pada 21 December tahun ini pas dihari ulang tahunku, semua telah dipersiapkan, semuanya. Dari undangan, pesta nikah, gedung dsb. aku ingin menikah di hari itu, tapi dengan satu syarat, aku yang akan memilih baju pengantinku sendiri.

Sebelum hari pernikahan itu tiba, aku telah membuat list toko penjual gaun pengantin. Awalnya satu demi satu toko tersebut ku telpon apakah ada gaun pengantin ditoko tersebut. Ternyata dari daftarku hampir semua toko tersebut menjual baju pengantin yang sangat banyak.

Aku mulai masuk toko pertama bersama teman-teman ku. Ah.. indah sekali baju itu… sayang terlalu kesempitan, aku bertanya kalau ada baju yang pas dengan ku. Ternyata baju yang aku inginkan tidak ada stok untuk ukuran tubuhku, jika ingin menunggu mungkin 6 bulan lagi. Wah.. terlambat karena 4 bulan lagi aku menikah.
Aku masuk lagi ke koto selanjutnya…. Aku hanya melihat-lihat… hingga ke toko yang kesekian… hingga… aku menemukan baju pengantin yang sangat kuidam-idamkan… berwarna putih, dipenuhi bordiran cantik dan monte. Aku mulai mencoba baju tersebut… ah indah sekali baju ini… cocok sekali dengan acara beach party di pernikahan ku… party yang kuidam-idamkan…

Kuteliti setiap detilnya, kulihat jahitannya, sempurna. Aku mulai menari di depan cermin, menari.. begitu bahagia dan membayangkan pernikahanku, aku pasti akan menjadi pengantin wanita tercantik dan terbahagia di dunia ini. Rambut panjangku, kubiarkan meyentuh bahuku, mahkota kecil di kepalaku, bunga mawar ditangan ku, dengan baju ini, aku tidak memerlukan perhiasan mahal, karena aku sudah terlihat sempurna. Aku tertawa puas… begitu bahagia…..

Tiba-tiba tawa ku terhenti ketika salah satu dari keluargaku mengatakan bahwa baju itu tidak pantas untukku. Baju itu tidak sesuai dengan tema resepsi pernikahanku. Baju itu terlalu kampungan. Baju itu tidak layak kupakai dihari pernikahanku. Teman akrabku pun menimpali bahwa aku layak mendapatkan baju pengantin yang lebih baik, lebih mewah dan lebih mahal. Aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan, aku tutup telinga dan menutup mata dengan semua apa yang dikatakan teman, keluarga dan lingkunganku.

Aku terdiam, aku sedih, aku menangis. Aku tak ingin kehilangan gaun pengantiku itu, jika aku tidak membelinya sekarang, aku takut ada orang lain yang akan membelinya. Tapi aku tak mampu untuk berkata TIDAK pada teman-teman dan keluargaku, gaun itupun kutinggalkan walaupun aku teramat sangat menginginkannya.

Hari berikutnya, aku belum pergi untuk melihat-lihat baju pengantin. Aku memerlukan beberapa waktu untuk melupakan gaun pengantiku itu. Aku teramat mencintainya. Setiap kali aku melewati jalan itu, aku selalu melihat kedalam toko itu hanya sekedar ingin melihatnya, apakah baju pengantinku sudah laku atau tidak. Terdakadang dengan sembunyi-sembunyi aku menelpon toko itu untuk menayakan apakah gaun itu sudah dibeli atau belum, bahkan juga menayakan adakah yang pernah mencobanya selain aku?

Waktu terus berlalu, aku masih belum bisa menentukan gaun pengantiku, dan waktuku tinggal 2 bulan lagi pada hari H. aku masih mengingat gaun pengantinku. Keluarga dan teman –teman ku berusaha menghiburku dengan segala macam doktrin, bahwa baju pengantin itu tidak layak dan pantas untuk ku. Akupun melupakan bajuku itu dan aku tidak pernah lewat jalan itu lagi, ataupun mengecek di face book apakah baju itu telah dimiliki orang lain. Tidak pernah, karena aku tidak ingin melukai hati keluarga dan teman-temanku bahkan perasaanku sendiri. Biarkan orang lain yang memiliki gaun itu. Semoga sang pemilik akan merawatnya baik-baik.

(buat gaun pengantinku, inilah salah satu alasan kenapa aku tidak mau memilki fb, karena aku gak mau melihat di fb bahwa kamu telah dibeli orang lain, aku gak mau kamu melihat aku, aku gak mau mengiatnya lagi… just go… find your another wedding… jangan menungguku untuk kembali membeli gaun itu… jangan mencari pembeli seperti aku, karena Tuhan hanya menciptakan hanya satu mahluk seperti aku… jangan membadingan pembeli lain dengan aku…. karena aku telah memutuskan… TIDAK…. aku belum pernah mencintai gaun pengantin manapun seperti aku mencintai gaun ini, bahkan hingga detik ini… too much love will kill you… dan aku masih saja mendapat info bahwa gaun itu masih di pajang disana… mungkin pemiliknya belum cocok sama pembeli lainnya, sempat gaun itu disewa, namun hanya sebentar….. kalo kamu membaca ini, ini adalah satu-satunya kisah tentang kamu… gak akan ada lagi kisah tentang kamu… jangan mengirimiku pesan apapun.. )

Aku mendapat info dari teman baikku bahwa di toko “quality weeding” menjual baju pengantin yang sangat sempurna untukku, teman ku mempromosikan ke keluargaku. Ibu ku langsung menyukai baju itu walau tanpa melihatnya karena sesuai dengan karakter kelurga kami. Sangat islami, sangat sopan, sangat beradab.

Aku melihat di kataloq… ya baju itu memang indah sekali… tapi gila… aku terperanjat harganya IDR. 150,000,000.00 (seratus lima puluh juta rupiah). Aku mulai ragu-ragu, baju itu terlalu mahal untuk ku, tapi karena usaha keras teman-temanku dan kenalan sang pemilik toko akhirnya aku boleh mendapatkan potongan harga. Aku mencoba gaun itu, memang indah sekali, berewarna putih, panjang, ada berlian di dadanya. Orang-orang disekelilingku melihat ku dengan bangga dan bahagia. Mereka mendandaniku, menggunakan lisptik merah, cat kuku putih, eye shadow smoke eyes. Mata indah ku terlihat berbinar. Bibir sexyku terlihat sensual. Tubuhku terlihat padat berisi, setiap lekuknya sesuai sekali dengan gaun ini. Aku bercermin… ya aku terlihat lebih elegan.. lebih cantik dan lebih menawan daripada gaunku yang kuinginkan terdahulu. Walau baju ini agak sedikit ketat dan sesak, aku mengabaikannya.

“Aku takut tidak bisa merawat baju ini, baju ini terlalu mahal untukku, aku takut orang-orang akan berkata aku tidak layak untuk baju ini” kataku.

“sudah.. kamu pantas menggunakannya… ingat ya sof.. aku tidak akan hadir kepernikahanmu kalau kamu gak menggunakan gaun ini” ancam temanku.

“tapi…. Aku… “

Aku menggunakannya… tiba-tiba secara tidak sengaja aku menumpahkan minuman di gaun tersebut. Teman-temanku marah. Orang tuakupun marah semuanya marah padaku.

“jika kamu tidak berubah, tak satupun gaun pengantin pantas untukmu’ kata temanku.
Ah.. aku tidak sengaja menumpahkan minuman itu.

“kamu taukan berapa harga gaun itu? Seratus lima puluh juta rupiah… lebih mahal dari harga mobilmu”

Aku terdiam. Sang pemilik toko mengatakan keras padaku bahwa gaun itu sangat mahal dan perfectionist.

“Hanya wanita dengan karakter tertentu yang boleh menggunakannya tentu saja bukan cewe yang seperti lu “ Arrogant yet Stupid” yang pantas menggunakannya” timpalnya lagi.

Aku langsung melepas gaun itu, hatiku sakit dengan penghinaan itu. Aku mengis… apakah aku memang sehina itu? Tega sekali pemilik toko itu menghinaku di depan teman dan keluargaku.

Waktu terus berlalu… dan pemilik toko itu telah mengumumkan akan melelang baju itu, hanya penawar tertinggi yang boleh membawa pulang. Aku tidak mengikiti pelelangan itu, aku tidak mau tau tentang gaun itu lagi, aku sakit dan berdarah dengan kata-kata pemilik toko itu, belum lagi teman-temanku menimpali kalo aku memang tidak pantas menggunakannya.

Hari H ku mulai dekat, tinggal satu bulan lagi…. Tiba-tiba teman akrabku mengatakan bahwa baju itu lah dimiliki orang lain. Dan masih menyalahkan aku karena aku tidak hati-hati saat mencobanya.
“sekarang lu mau ke toko yang mana lagi? Ingat hari H mu mulai dekat” kata salah satu teman akrabku.

Aku terdiam… aku sudah cape mencoba berbagai gaun pengantin itu…
Sudah beberapa minggu aku dan teman-temanku tidak bertemu… Percakapan kami hanya lewat telpon dan sms. Awalnya teman-temanku masih membicarkan gaun itu, bahwa gaun itu ada di facebook, bahwa gaun itu sudah terbeli.. bahwa gaun itu… dan pemiliknya orang yang aku kenal…

Sampai kapan aku selalu dibandingkan dengan gaun pengantin itu?
Sore itu ada acara arisan… sudah beberapa bulan aku tidak bertemu dengan teman-temanku. Aku berharap tidak ada lagi yang membicaran gaun itu di depanku. Aku senang teman-temanku telah melupakan peristiwa itu dan tidak membicaran gaun itu lagi.

Tiba-tiba salah satu satu temanku berkata..

“sof.. gaun itu akan digunakan dipernikahan”
“oya… “ kataku datar berharap mereka berhenti membicarakan gaun itu.
“sebenarnya gaun itu pantas sekali untuk mu”

Aku masih diam…

“seandainya kamu mau berubah… pasti gaun itu akan menjadi milik mu”

Aku tetap diam..

Masih saja aku diam..

Aku masih diam…

Apakah yang salah dengan ku… masih saja gaun itu dihubung-hubungkan dengan ku? Aku memang tidak seperti memilik gaun itu… aku sadar.. aku jauh dibawah standard yang diingkan oleh pemilik toko itu..

Tapi mengertilah.. aku tetap manusia… memiliki perasaan…
Mengapa aku terus dibanding-bandingkan dengan gaun itu? Seperti angle and demons… dan aku sebagai sang demons… sang setan… apakah tak terlihat sedikitpun kebaikannku… toh aku gak peduli apa kata mereka.. mereka bukan Tuhan yang layak menghakimi aku… hanya Tuhan yang tahu siapakah hamba yang mencintaiNya… dan Tuhan tidak pernah mengumumkanNya via milis, via FB, via iklan….

Jadi.. lu beli gaun yang mana??? Aku diam…..

…………….Pernikahan bagiku adalah sama seperti gaun pengantin itu… dan aku belum memutuskan untuk menggunakan dan membeli gaun yang mana….


Hidup adalah pilihan… akan kupastikan pilihanku THE ULTIMATE CHOICE

Perpustakaan UI Depok 22 Aug, 2009





Dedicated to Lex


,,,

5 comments:

  1. hmmm,,,kyknya gw tau deh maksud crita ini, menurut gw gaun pengantin itu gak perlu mewah tp yg penting kita merasa nyaman saat memakainya,,,dan pantas buat kita,,oke gak sob,,,hehhehe

    ReplyDelete
  2. Definitely right...
    begitupun memilih pasangan, cari yang sesuai dengan kita... satu tujuan dengan goal kita...
    yah... kitapun nyaman dengan dia... seperti pakai baju.. jangan kesempitan atau kelonggaran..
    yang pas dengan tubuh kita.. dan nyaman menggunakannya...

    ReplyDelete
  3. Sof,
    Keknya gw kenal kata2 "arrogant yet stupid" itu. Hmmm...sindiranmu kena banget cuy!Gak sekalian lu tambahin empat kalimatnya lagi (selain arrogant yet stupid itu?) Hehe!

    Gw setuju ama tulisanmu nek.
    Meski sebenarnya baju pengantin hanyalah sebuah simbol belaka, krn pada hakikatnya pernikahan adalah perayaan disatukannya pasangan jiwa dan "pemilik" tulang rusuk kita ;p

    Selamat berusaha dan berdoa!
    Kamu akan jadi pengantin tercantik di dunia!
    Jangan lupa undangannya...;p

    ReplyDelete
  4. emang gue nyindir siapa nek??? wkwkwkwk

    jika seseorang merasa sempurna dan benar... sesungguhnya dialah yang jauh dari kebenaran..
    gak perlulah ngomong kek gitu termasuk 4 kaliamat selanjutnya...

    see the man on the mirror... ngaca dulu.. pantes gak kita menghina orang lain? udah sebegitu hebatnya dan sempurnanya kita?

    atau lupa dengan kalimat no body perfect... no one leave to blame.. gak ada gading yang tak retak atau kulu bani adam hoti'un ... setiap anak adam berdosa...

    jika kita mengatakan bahwa seseorang itu tolol dan arogan... lihatlah... siapa sesungguhnya yang tolol dan arogan... gak perlu gelar master... anak SD juga udah tau...

    sekarang lu tau kan nek alasannya kenapa? gak usah tanya2 lagi yak...

    one thing.. u must know me...that i don't care with luxurious status... don't care with blink-blink love... don't care with people talk.. this is my life...

    i will be the captain of my life..


    thx for ur praying for...
    i will...

    ReplyDelete
  5. hmmm,,, sepertinya makin seru niiy,,,yuupss gw setuju banget sof dg tulisan lu maupun dengan pernyataan lu diatas,,,

    lena,,,jgnlah kau tanya2 lg akupun jd pusing mendengarnya,,,kekke

    ReplyDelete